Jari tangan membentuk simbol ‘peace’, senyum tiga jari, atau bibir dimonyongkan adalah gaya andalan kita sewaktu berfoto. Hihihi…Hasil foto pun jadi heboh dan seru. Tapi, ternyata nggak demikian dengan nenek atau kakek kita jaman dulu, lho. Kebanyakan mereka memasang wajah serius, bahkan kadang tanpa senyum. Kenapa begitu, ya? Baca deh fakta seru ini:
- Jarang ada dokter gigi di masa lalu. Banyak yang nggak ingin giginya (yang mungkin saja amburadul) kelihatan saat di foto! Malu, dooong.
- Kamera jaman dulu nggak secanggih sekarang. Kakek-nenek kita harus duduk berjam-jam untuk menghasilkan sebuah foto. Jelas capek, dong dan senyum pun bisa hilang begitu aja saat bunyi zaaaap kamera terdengar.
- Pada sekitar tahun 1870-an, pengambilan foto hanya ada saat acara-acara istimewa saja dan mencakup banyak orang sekaligus. Prosesnya yang cukup ribet dan ‘serius’ ini menyebabkan orang yang difoto pun memasang wajah serius. Karena seulas senyum bisa dianggap tidak beretika. Hmm, padahal, kalau tersenyum pasti wajah mereka akan terlihat lebih ganteng dan cantik, ya.
- Masa itu, pengalaman di foto merupakan pengalaman langka dan orang menganggap nyawanya akan ‘tertahan’ dalam foto tersebut. Jadi, wajah pun nggak boleh tersenyum!
- Pengaruh kondisi masyarakat yang mengenaskan pada masa itu juga membuat mereka susah tersenyum. Bayangkan saja, mana mungkin mereka senyum saat negaranya sedang perang, kelaparan, atau dilanda wabah penyakit?
//gadis.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Insert your comment here, PLEASE NO SARA !!